Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Selasa, 08 Juli 2008

"BISNIS SATWA ALA MEDAN"

MEDAN (SINDO) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Dinas Kehutanan (Dishut) Sumut kecewa dengan sikap ProFauna.Lembaga swadaya masyarakat (LSM) itu dinilai lepas tangan karena tidak bersedia memenuhi panggilan terkait dugaan perdagangan satwa langka yang dituduhkan kepada oknum BKSDA.
Kepala Balai BKSDA Dishut Sumut Jati Widjaksono kecewa dengan pihak Pro- Fauna yang dianggap tidak serius membantu pengusutan kasus penjualan satwa langka di Sumut. Hingga kemarin ProFauna tidak bersedia memenuhi panggilan untuk melengkapi bukti dan keterangan.
"Sangat disayangkan hingga saat ini mereka (ProFauna) tidak bersedia melengkapi keterangan dan bukti. Jadi untuk apa mereka memublikasikan temuan tersebut tanpa ada tindak lanjutnya.Bukti belum lengkap,kokbilang ada keterlibatan," ucap Jati di Medan kemarin. Pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap oknum yang dituduh melakukan penjualan satwa langka.
Namun, mereka tidak dapat mengambil langkah penahanan atau tindak lanjut karena tidak ada bukti yang kuat. Jati juga mengakui kalau oknum pegawai BKSDA yang dituduh telah menuntut rehabilitasi atas pencemaran nama baik."Dia (oknum yang dituduh) sudah meminta rehabilitasi kepada ProFauna.Sebab, bukti belum lengkap sudah dituduh terlibat dan disiarkan ke mana-mana.
BKSDA juga secara langsung telah tercemar,"papar Jati. Menurutnya, rekaman gambar yang berdurasi 10 menit dan keterangan tertulis belum cukup bagi BKSDA untuk bertindak. Dalam aturan perundang-undangan, bukti yang diserahkan tersebut sifatnya masih sebatas informasi sementara dari masyarakat.
"Jadi belum dianggap sebagai alat bukti,"ucap Jati. Jika ProFauna tidak dapat memberikan bukti,Jati mengimbau LSM itu segera merehabilitasi nama oknum yang dituduh dan BKSDA."Mereka harus rehabilitasi nama kalau tidak bisa memberikan keterangan. Jangan asal publikasi menuduh terlibat, tapi tidak bersedia memberikan keterangan,"tandasnya.
Sementara itu Campaign Officer ProFauna Asep Rahmad Purnama mengatakan, dirinya bukan tidak bersedia memberikan keterangan tambahan terkait penjualan satwa langka tersebut. Namun, pihak BKSDA tidak dapat memberikan jaminan keamanan bagi ProFauna jika hadir memenuhi panggilan.
"Sejak pemaparan temuan investigasi 19 Juni lalu, saya sudah diteror berkali-kali, baik telepon maupun SMS. Mereka juga tidak bisa menjamin keselamatan kami jika hadir di sana,"ungkap Asep. Dirinya sudah meminta Departemen Kehutanan memfasilitasi keterangan tambahan dari ProFauna.Dia juga mengaku bersedia hadir jika pertemuan dilakukan di Jakarta.
"Pada 11 Juli mendatang kami akan hadir di Dephut untuk memberikan keterangan tambahan. Saya kira BKSDA merupakan bagian dari Dephut,"paparnya. Asep menambahkan, dirinya telah mendengar informasi mengenai tuntutan rehabilitasi terhadap pencemaran nama baik oknum BKSDA tersebut. Menurutnya, apa yang telah ProFauna lakukan sudah lengkap dan dapat dijadikan alat bukti kuat. (m rinaldi khair)

Tidak ada komentar: