Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Selasa, 08 Juli 2008

Hegemoni Pemikiran


PALANGKARAYA--Entah berapa lama lagi kita berjalan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian bagaikan wujud sebuah pertanyaan tanpa batas berjalan diambang-ambang imaginasi yang luas. Konon, Imaginasi melahirkan pemikiran yang membentuk jaring-jaring intuisi, kepentingan, koneksi, musuh, ketakutan dan masih banyak lagi karena tidak terbatas. Namun, disalah satu sisi pemikiran melahirkan wujud kenyataan yang harus membentuk pada waktu dan berakhir pada hegemoni. Hegemoni bagaikan Tuhan yang selalu benar. Manusia merasa diciptakan oleh Tuhan...tentunya merasa selalu benar meski berujung pada ketidakpastian. Tentunya apakah kita berani menantang Tuhan ketika dia menghukum Setan........Tentunya Tuhan tidak mau disalahkan oleh pengikut-pengikutnya. Dasar manusia terbentuk oleh prilaku lingkungan dan ajaran-ajaran spritualis menciptakan manusia untuk selalu berpikir dan selalu berpikir. Dan, ternyata berpikir melahirkan pemikiran hegemoni mengambil peran hegemoni pemikiran. Contoh, orang yang senang pada agama pasti membela agamanya, orang yang senang pada organisasinya tentunya bakal membela orang-orang didalamnya, orang yang senang pada kerakusan tentunya membela hak rakusnya, bahkan orang yang senang pada kekasihnya tentu juga bakal membela kekasihnya.....orang yang senang pada kepentingan tentunya bakal membela kepentingannya..
Penulis membebaskan pemikiran untuk bebas tidak ada hegemoni namun merasakan pemikiran bebas tanpa harus ada yang dibatasi itulah kreatifitas. Tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar......semua hanya keliru menurut pemikiran dan pengalaman.
Antara Tuhan dan Iblis, Antara Surga dan Neraka, Antara Benar dan Tidak Benar, Antara Ruang waktu dan Non ruang waktu. Seorang Lutfie Jah Niestcheanisme tidak ingin berjalan dengan kedua-duanya.
Penulis
Lutfi Jah Niestcheanisme

Tidak ada komentar: