Kalimantan Sulit Untuk Pelepasan Orangutan

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/27/00454363/kalimantan.sulit.untuk.pelepasan.orangutan Habitat Satwa Jumat, 27 Juni 2008 | 00:45 WIB Samarinda, Kompas - Akibat pembabatan hutan yang terus berlangsung, penyelamatan orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) menghadapi ancaman serius. Sejumlah lembaga penyelamat satwa liar dan pemerintah kini sulit mendapat hutan untuk pelepasan orangutan seusai dirawat di pusat rehabilitasi. ”Kami kesulitan melepas 1.500 lebih orangutan yang masih direhabilitasi,” kata Kepala Subdirektorat Konservasi Jenis dan Genetik Dephut Ignatius Herry Djoko Susilo, narasumber pada lokakarya strategi dan rencana aksi perlindungan orangutan di daerah, Kamis (26/6) di Samarinda, Kalimantan Timur. Nanang Kasim dari Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOSF) menyatakan bahwa 2.550 orangutan telah dan masih dirawat di 10 pusat rehabilitasi di Sabah dan Sarawak di Malaysia, Kalimantan, dan Sumatera. Sebanyak 1.000 orangutan dikembalikan ke hutan. Sebanyak 224 dari 1.550 orangutan dirawat di Wanariset Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim. Nanang mengatakan, 109 orangutan sehat dan 95 lainnya dikembalikan ke hutan. Sisanya dirawat akibat sakit. Orangutan dari pusat rehabilitasi idealnya jangan dilepas ke hutan yang masih ada satwa sejenis yang liar untuk mencegah penularan penyakit. Pelepasan orangutan bisa dilakukan di areal hutan yang dikelola perusahaan. ”Harus disisakan untuk kawasan perlindungan,” kata Haris Surono Wardi Atmodjo dari Sinar Mas Group— kelompok usaha bidang perkebunan dan pengelolaan hutan. Buku terbitan Departemen Kehutanan menyebutkan, ada tiga subspesies orangutan di Kalimantan. Di Kalimantan Barat dan Sarawak ada sekitar 7.500 Pongo pygmaeus (5 lokasi). Di Kalimantan Tengah hidup 46.250 Pongo pygmaeus wumbii (19 lokasi). Di Kalimantan Timur dan Sabah hidup 4.825 Pongo pygmaeus morio (8 lokasi). (BRO) Jumat, 27 Juni 2008