Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Selasa, 08 Juli 2008

Katak Tanpa Paru-paru di Kalimantan Berhasil Didokumentasikan

David Bickford/National University of Singapore
Spesies katak Barbourula kalimantanensis yang ditemukan sejak tahun 1978
baru diketahui sebagai katak pertama di dunia yang bernapas tanpa
menggunakan paru-paru.

SELASA, 8 JULI 2008 | 21:41 WIB
Laporan Wartawan Kompas, Christoporus Wahyu Haryo P

PONTIANAK, SELASA - Katak langka tanpa paru-paru yang hidup di hutan
Kalimantan berhasil didokumentasikan di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit
Raya, Kalimantan Barat. Spesies bernama Barbourula kalimantanensis yang
memiliki habitat asli di Indonesia, Brasil, Filipina ini pernah dinyatakan
punah pada 1978.

Namun, beberapa waktu yang lalu katak tersebut kembali ditemukan di Taman
Nasional Bukit Baka-Bukit Raya, tepatnya di Sungai Ela, Kabupaten Melawi,
Kalimantan Barat. Demikian disampaikan Kepala Balai TN Bukit Baka-Bukit
Raya Erwin Effendy, di Pontianak, Selasa (8/7).

"Pada Maret 2008 , tim kami yang membuat film dokumenter tentang TN Bukit
Baka-Bukit Raya, kembali menemukan katak itu," kata Erwin. Katak
Barbourula ini memiliki ukuran kira-kira hanya sebesar ibu jari tangan
orang dewasa. Untuk yang jenis jantan ukurannya sekitar 66 milimeter,
sedangkan untuk yang betina berukuran sekitar 77 milimeter. Kulit tubuh
katak ini memiliki motif totol-totol.

Katak ini pertama kali ditemukan pada 1978 oleh Prof Dr Djoko Tjahjono
Iskandar yang merupakan pakar herpetofauna, ampibi, dan reptil dari
Departemen Biologi, Institut Teknologi Bandung. Dua spesimen katak
temuannya saat itu disimpannya sebagai koleksi.

Barbourula baru diketahui tidak memiliki paru-paru saat Djoko dan tim
peneliti yang melibatkan ahli biologi David Bickford dari Universitas
Nasional Singapura kembali menemukan katak itu di TN Bukit Baka-Bukit Raya
tahun 2007. Kali ini mereka melakukan penyayatan rutin dan memastikan
tidak menemukan pary-paru pada tubuh katak tersebut. Laporan yang dimuat
dalam Jurnal Current Biology edisi 6 Mei menyebutkan katak itu sangat
istimewa karena tidak memiliki paru-paru dan bernapas melalui pori-pori
kulitnya.

Menurut Erwin, Barbourula sangat sensitif terhadap perubahan ekosistem.
Jika air sungai yang menjadi tempat hidupnya itu keruh, katak tersebut
bisa mati. Karenanya, ia berharap seluruh lapisan masyarakat yang
bersinggungan dengan Sungai Ela dan TN BB-BR, menjaga kelestarian alam di
sana agar Barbourula yang menjadi kekayaan hayati bangsa bisa diselamatkan
dari kepunahan.




WHY
http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/08/21410598/katak.tanpa.paru-paru.di.kalimantan.berhasil.didokumentasikan

Tidak ada komentar: