Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Senin, 14 Juli 2008

Orangutan Kalimantan Bakal Punah


AFP PHOTO/Jewel SAMAD

Aktivis Centre for Orangutan Protection (COP), Kamis (8/5), berunjuk rasa dengan mengenakan kostum orangutan yang terluka. Mereka menyuarakan kesadaran untuk melindungi orangutan.

[JAKARTA] Keberadaan satwa primata orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) populasinya terus menurun dari waktu ke waktu dan tinggal menunggu waktu kepunahan. Para ahli memperkirakan, primata yang dilindungi negara itu akan punah dari alam pada 2015.

Pusat Perlindungan Orangutan (COP) mencatat, pada 2004 populasi orangutan sebanyak 54.567 ekor, maka dengan laju kepunahan sebesar sembilan persen per tahun atau 5.325 ekor setiap tahun, saat ini jumlahnya diperkirakan hanya 37.275 ekor.

Manajer Program Hutan COP, Novi Hardianto, di Jakarta, Jumat (9/5), mengatakan, menurunnya populasi orangutan itu disebabkan hilangnya habitat primata ini karena alih fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit.

Dia mencontohkan, Provinsi Kalimantan Tengah memiliki populasi orangutan terbesar di dunia. Saat ini, jumlahnya diperkirakan tinggal 20.030 ekor, merosot dari angka 31.300 pada tahun 2004. Sebanyak 43 persen atau 25.475 ekor orangutan kini dalam status terancam karena berada di luar kawasan konservasi.

Berdasarkan data yang dikumpulkan COP, hampir semua orangutan dewasa yang masuk ke pusat-pusat rehabilitasi orangutan, menderita luka parah di kepala dan tangan akibat siksaan para pekerja perkebunan.

Novi mengatakan, meskipun orangutan dilindungi berdasarkan Undang-Undang No 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, dan para pelaku kejahatan dan kekejaman terhadap satwa liar dilindungi itu diancam dengan hukuman penjara lima tahun dan atau denda 100 juta rupiah, namun hal ini tidak cukup membantu pulihnya populasi orangutan.

"Departemen Kehutanan tidak mampu berbuat apa pun untuk melindungi orangutan dari perusahaan perkebunan kelapa sawit. Belum pernah ada pelaku kejahatan dan kekejaman terhadap orangutan yang ditangkap dan dipenjara. Akibatnya, tindakan memburu, menangkap, dan membunuh orangutan dianggap bukan lagi tindakan melawan hukum, dan praktik ini terus berlangsung," katanya.

Sementara itu, Manajer Program Kehutanan The Nature Conservancy, Niel Makinudin, mengatakan, situasi yang dihadapi orangutan sudah sangat serius. "Kalau tidak cepat ada penanganan pemerintah, niscaya kepunahan tinggal tunggu waktu, dan ini akan berdampak pada ekosistem secara keseluruhan" ucapnya.

Meskipun belum melakukan pendataan menyeluruh, Niel mengatakan, laju penurunan orangutan bisa diketahui dari laporan masyarakat.

Ekspansi perkebunan kelapa sawit dan industri pertambangan, ungkap Niel, akan mengakibatkan laju penurunan semakin tinggi dan tak terkendali. "Di Kalimantan Timur saat ini sedang demam kelapa sawit dan pertambangan, jadi terjadi perubahan tata ruang di mana hutan diubah menjadi lokasi tambang atau perkebunan sawit," ujarnya. [E-7]


Last modified: 8/5/08

Tidak ada komentar: