Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Selasa, 02 Desember 2008

6 TAHUN PEMBANTAIAN ORANGUTAN OLEH RSPO

SIARAN PERS

Untuk disiarkan pada tanggal 18 Nopember 2008, jam 10.00 WIB



6 TAHUN PEMBANTAIAN ORANGUTAN OLEH RSPO


Centre for Orangutan Protection menentang Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Posisi ini didasarkan pada pengalaman - pengalaman lapangan dalam penyelamatan orangutan di berbagai perkebunan kelapa sawit di Kalimantan. 

“Ini adalah tahun ke 6 bagi RSPO. Hutan tetap saja dibabat dan orangutan terus terbantai. Ironisnya, itu dilakukan oleh anggota - anggota RSPO. Seluruh kriteria mengenai kelapa sawit yang berkelanjutan dan proses sertifikasi adalah kebohongan publik belaka,” kata Novi Hardianto, Habitat Program Coordinator. 

Pada saat dilangsungkannya RT5 di Singapore pada tanggal 20 - 22 November 2007, COP menyaksikan evakuasi orangutan dari hutan yang baru saja dibabat oleh IOI Plantation di Antang Kalang - Kalimantan Tengah. Tim penyelamat dari Departemen Kehutanan dan Yayasan BOS kemudian memindahkan orangutan - orangutan tersebut ke hutan yang belum dibabat dan meminta pihak perusahaan agar menghentikan pembabatan hutan di kawasan hutan yang menjadi habitat orangutan. Pada tanggal 4 - 6 Agustus 2008, COP mengunjungi kembali titik - titik koordinat dimana orangutan - orangutan tersebut dilepaskan kembali. Tidak ada orangutan yang tersisa karena hutannya telah habis dibabat dan ditanami kelapa sawit. IOI Plantation merupakan Board Member RSPO. 

Pada tanggal 4 Mei 2007, COP menyaksikan evakuasi orangutan dan bayinya yang disekap dalam sebuah peti kayu di dalam gudang PT. Agro Bukit, anak perusahaan Agro Holdings. Orangutan tersebut terluka kepalanya dan menurut pengakuan para pekerja, mereka telah mencangkul kepala orangutan itu agar bisa ditangkap. Setidaknya 50 orangutan terpaksa dievakuasi dari areal konsesi PT. Agro Bukit sepanjang tahun 2006 - 2007. Meskipun telah menjadi anggota RSPO sejak bulan Agustus 2006, Agro Holdings tetap bersikap masa bodoh pada pemenuhan kriteria - kriteria RSPO. Mereka tetap saja membabat hutan. COP mendokumentasikan pembabatan hutan yang mereka lakukan di Antang Kalang - Kalimantan Tengah pada bulan Agustus 2008. 

“Jika RSPO serius mengenai kelapa sawit yang berkelanjutan, tentunya mereka sudah menindak anggota - anggotanya yang nakal. Kenyataannya justru sebaliknya. RSPO menjadi mesin cuci reputasi perusahaan - perusahaan pembabat hutan pembantai orangutan. RSPO adalah alat yang efektif untuk menciptakan citra hijau,” lanjut Novi Hardianto. Centre for Orangutan Protection juga mendesak LSM - LSM yang berada di dalam RSPO untuk mundur. 

“Sudah tidak ada alasan untuk berada terus disana. Ini seperti membantu para penjahat lingkungan untuk mencuci tangan dan muka mereka dari darah orangutan.” 

COP menentang RSPO dengan demonstrasi yang unik di Bundaran HI. Para sukarelawan COP menggotong tandu yang berisi ”orangutan yang sudah mati” menuju pemakaman. 



Informasi lebih lanjut harap menghubungi: 

Novi Hardianto, COP Habitat Program Manager di 0819817911

Sadewa, COP Habitat Program Assistant di 081334107925

Hardi Baktiantoro, COP CEO di 08183338911


Tidak ada komentar: