Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Selasa, 02 Desember 2008

Catatn Akhir di Commpress LIPI


Catatan Akhir di Commpres

Oleh : Novi Hardianto, S.Si

 

 I. Apa sih Commpres menurut saya : Community Preparednes merupakan salah satu program kolaborasi dari tiga puslit di LIPI antar lain puslit geotek, puslit osionografi , dan puslit P2K adapun fokus program kepada kesiapsiagaan masyarakat terhdap bencana Gempa dan tsunami.

 

 II. Bagaimana bisa gabung di Commpres : Sebelum saya bergabung di Community Preparedness saya pernah menjadi Voulenteer Duta Karang sebagai Fasilitator bulan Agustus 2002 adapun pelaksana program ini adalah Coremap LIPI, disinilah saya banyak menimba ilmu kefasilitatoran bersama guru saya yaitu Mbak Irin, Mbak Dwi dan Pak Fidel, dan yang pasti senang sekali jumpa sama teman - teman yang berlatar belakang berbeda truz kita kerja bareng deh keren abiz deh selain senang dengan dunia bawah laut saya juga berlatar belakang Biologi jadi apapun kegiatan yang berbau laut saya suka termasuk makan yang berasal dari laut  seperti ikan bakar, ikan asin dll wah jadi ngelantur neh. kemudian bulan September saya ikut juga sebagai fasilitator Clean Up The World, acara ini juga seru abis karena ternyata sampah juga bisa masalah besar kalo g cepat di atasi. setelah acara itu selesai maka selesailah tugas saya menjadi fasilitator di coremap, tapi bukan berarti selesai juga tali silaturahmi dengan teman-teman voulenteer serta guru-guruku di Coremap. Tibalah saya harus menyelesaikan tugas akhir saya di sebuah pulau sibeurt, pulau  yang terisolasi Menurut sejarah, sejak jaman Pleistocene Kepulauan Mentawai sudah terpisah dari daratan Sumatera, lamanya masa terpisah ini  menyebabkan tingginya bentuk flora dan fauna  endemik kepulauan tersebut Menurut sejarah, sejak jaman Pleistocene Kepulauan Mentawai sudah terpisah dari daratan Sumatera, lamanya masa terpisah ini  menyebabkan tingginya bentuk flora dan fauna  endemik kepulauan tersebut. Setelah saya menyelesaikan tugas akhir saya langsung bekerja di sebuah LSM Lingkungan untuk perlindungan satwa, saya tetap di bagian yang berbau laut yaitu perlindungan penyu di Bali dan Paus di Lamalera NTT. Setelah kontrak saya habis kemudian tidak saya perpanjang karena dalam buku kecil  yang saya baca yang berjudul Who Move My Cheese. Bagi temen-temen  yang belum baca, buku ini bercerita tentang dua kurcaci. Mereka hidup dalam sebuah labirin yang sarat dengan keju. Kurcaci yang satu selalu berpikiran suatu hari kelak keju di tempat mereka tinggal akan habis. Karena itu, dia selalu menjaga stamina dan kesadarannya agar jika keju di situ habis, dia dalam kondisi siap mencari keju di tempat lain. Sebaliknya, kurcaci yang kedua, begitu yakin sampai kiamat pun persediaan keju tidak akan pernah habis.

         Singkat cerita, suatu hari keju habis. Kurcaci pertama mengajak sahabatnya untuk meninggalkan tempat itu guna mencari keju di tempat lain. Sang sahabat menolak. Dia yakin keju itu hanya dipindahkan oleh seseorang dan nanti suatu hari pasti akan dikembalikan. Karena itu tidak perlu mencari keju di tempat lain. Dia sudah merasa nyaman. Maka dia memutuskan menunggu terus di tempat itu sampai suatu hari keju yang hilang akan kembali. Apa yang terjadi, kurcaci itu menunggu dan menunggu sampai kemudian mati kelaparan. Sedangkan kurcaci yang selalu siap tadi sudah menemukan labirin lain yang penuh keju. Bahkan jauh lebih banyak dibandingkan di tempat lama.

         Pesan moral buku sederhana itu jelas: jangan sekali-kali kita merasa nyaman di suatu tempat sehingga lupa mengembangkan diri guna menghadapi perubahan dan tantangan yang lebih besar.  Mereka yang tidak mau berubah, dan merasa sudah nyaman di suatu posisi, biasanya akan mati digilas waktu.  

maaf ya jadi panjang lebar deh ceritanya, singkat cerita ketika saya gagal mengikuti ujian S2 di Jerman saya putuskan untuk mencari link sebanyak-banyaknya untuk membuat peluang kerja sebanyak banyaknya juga hiks.

akhir 2006 sekitar bulan november saya dan sahabat saya Vishnu  ke Coremap untuk bersilahturahmi, disana saya bertemu mas firman sahabat setia saya waktu program duta karang sebagai seksi sibuk, dia tanya kemana aja nov menghilang g ada kabar”? ada kok mas kata saya. “lagi ada kegiatan siaga bencana lo g ikutan ne mau pada pameran  Di Bali”  katanya lagi. wah mau dung ikutan kata saya, “hubungin Mbak irin ato pak fidel aja gih” tandasnya. singkat cerita saya janjian sama pak fidel dan mbk irin di coremap untuk bincang-bincang katanya. pas saya datang kecoremap memang sedang sibuk beres-beres karena abiz pameran di Bali tentang siaga bencana, trus datang pak fidel dia tanya “lagi sibuk apa lo”? saya n vishnu bilang “lagi sibuk cari kerjaan pak”, wah kebetulan kata pak fidel “tahun depan kita punya program kompres” kata pak fidel dan mbak irin “dan kita butuh orang - orang yang siap bermobilitas tinggi” tambahnya. emang siapa yang meriang pak kok pake di kompres segala, eh ternyata persepsi saya dan nunu salah, bukan kompres tapi COMMPRES yang kepanjangannya Community Preparedness alias kesiapsiagaan masyarakat, trus saya sela mau banget pak saratnya apa neh kata nunu. “siapin CV aja trus siap presentasi” kata pak fidel nanti saya hubungin kamu lagi katanya. saya sempat dikenalkan sama beberapa rekan seperti Juriono, Bilay, mbak diah, mbak nia, citra, Ariel, juga Pak Haryadi dari Puslit Geotek,

         Singkat Cerita saya akhirnya wawancara didepan pak fidel  bersama rekan-rekan lainya seperti Juriono, Triono, Aan, Mbak nia, Nunu, Mbak Diah, Ari, dan ternyata orang - yang di panggil pak fidel adalh orang-orang yang diposisikan sebagai Koordinator wah senang bercampur bingung aja apa saya bisa dalam hati saya. Adapun posisi – posisi tersbut adalah Ari sebagai koordiantor Pengembangan Materi, Nunu Koordinator Sosialisasi Materi, BJ Koordinator SOP, saya Koordinator Simulasi dan Evakuasi, Triono Koordinator advokasi & kelembagaan dan Mbak Diah Koordinator FC. ketika posisi tersebut ditetapkan beserta timnya masih banyak sekali kebingungan- kebingungan yang terjadi dalam diri saya. untuk mengatasi masalah itu semua saya mencoba bergrilya mencari input bagi otak saya untuk  melaksanakan program ini. maka terjadilah pertukaran informasi yang cukup untuk memenuhi ruang otakku dibagian commpres.

 

III. Apa yang dilakukan di Commpres : Sebelum melakukan aktivitas berat selama satu tahun semua voulnteer di gembleng habis-habisan, Mulai dari Capasity building disana kita diajarkan bagamana menjadi seorang fasilitator yang terampil, mampu bekerja secara teamwork, menjadi eksekutor dalam membawa misi kesiapsiagaan pelatihnya pun para pakar  fasilitator seperti, Bang Ben, Mbak Irin dan Pak Fidel. Setelah itu baru otak kita di Isi oleh Ilmu kebencanaan, Ilmu geografi, Sosek dll. Masing – masing orang diharapkan paham akan teori dasar tentang Apa itu bumi, Bagaimana bumi bergerak, kenapa bisa terjadi gempa, bagaimana prosesnya, apa syarat terjadinya Tsunami, apa Likuifakasi, apa itu Paleotsunami, bagaimana tinggat kerentanan masyarakat Pematerinya adalah langsung dari pakarnya seperti Pak Haryadi, pak Adrin, Pak Eko, Pak Yugo, Om Aci,Bu Deni, sampai menghafalakan tepuk siaga dll deh, “Ayo kita siaga 2x Kalo kita mengerti kita g takut lagi trus  lagu kalo ada gempa ciptaan Grup Band Naif “ Kalo ada Gempa Lindungilah kepala, Kalo ada gempa masuk dibawah meja, kalo ada gempa hindari dari kaca, Kalo ada Gempa Lari kelapangangan terbuka terot terot tojing Hoyy”. Pengetahuan itulah yang akan kita tularkan sebagai virus kesiapsiagaan kedaerah-daerah rawan bencana gempa dan tsunami. Wah rasanya saya mendapatkan anugrah dan kesempatan yang luar biasa neh dari LIPI untuk membawa misi kemanusian khususnya menyebarkan ilmu yang Insya Allah tidak akan pernah habis. Walaupun saya pernah berkecimpung di PMI selama 6 tahun tapi misi yang baru menurut saya ini membuat  rasa haru, bangga dan degdegan menyelimuti alam fikiran saya untuk melakukan hal-hal yang sangat menanatang ini. Rencananya Virus kesiapsiagaan ini akan kita sebar kesemua kalangan dengan berbagai kegiatan

       Sesuai dengan program yang telah disusun untuk daerah kunjungan pasca bencana yang terpilih dengan berbagai pertimbangan yaitu Yogya, Klaten, Aceh, Padang, Pangandaran dan Manado. Saya mendapat tugas  di daerah Klaten dan Manado, didua tempat ini lah saya mulai engeh dan tau bahwa tugas kita sangat berat yaitu sebagai Agen Penular dari Virus Kesiapsiagaan. karena hasil assesment tim sosek bahwa masyarakat kita sangat minim sekali tentang informasi bencana dan kesiapsiagaan, yang sedih adalah kita termasuk bangsa yang sering melupakan sejarah. Tugas LIPI di daerah pasca bencana ini adalah memberikan suatu pemahaman ke semua kalangan  baik  itu masyarakat, sekolah dan aparat pentingnya kesiapsiagaan karena negara indonesia negara yang rawan bencana dan sangan komplit bencana saking komplitnya sampe dijulukin Negara dengan supermarket bencana alias tinggal bilang aja mau bencana apa juga ada  iiihhh ngeeerrrii banget, Slogan yang kita sampaikan adalah “Indonesia Rawan Bencana Ayo Kita Siaga !!!” ini adalah kalimat yang memuat unsur motivasi dan ajakan untuk waspada dan siaga menurut saya. kegiatan yang dilakukan adalah TOT Guru, CSS alias Children Science Suport, TOT Aparat dan sedikit Simulasi Sekolah, dan yang paling penting di setiap daerah kita selalu mendapat dukungan dari temen - temen yang berkecimpung di gerakan sosial seperti SAR, PMI, Mapala yang langsung terjun bersama dalam setiap kegiatan LIPI jadi harapan kami rekan kita itulah yang nantinya akan meneruskan Penyebaran Virus Kesiapsiagaan di daerah mereka. Dari kunjungan kedua daerah tersebut telah memberikan pengalaman yang berharga  buat saya bagaimana menyebarkan informasi melalu berbagai media dan dengan cara yang unik. walaupun dunia kegempaan merupakan dunia baru namun saya berupaya untuk mengejar ketinggalan dari rekan-rekan Compress yang lebih dulu berkecimpung.

Kunjungan Pasca bencana selesai ternyata masih ada PR kegiatan FULL MENU di Maumere, Serang, Cilacap, dan Bengkulu. Model kegiatan apalagi neh dibenak saya, full menu disini adalah paket lengkap yaitu ada kajian sosek (sosial ekonomi) dari Puslit P2K yang dikomandoi oleh DR. Deni yang akrab dipanggil bu Deni, kemudian kajian Geotek yang dikomandoi oleh  DR. Haryadi beserta timnya, juga ada kajian Kerentanan oleh Pak Heryal  trus ada kajian Infrastruktur dan yang  terakhir adalah PUBED (Public Education) di Komandoi oleh Mbak Irin dan Mini Commpress yang dikomandoi oleh Pak Fidel. Wah kalo ini ya benar - benar paket komplit men, dan diharapakan khasiatnya manjur. Dari Pubed Compres sendiri adalah ujung tombak dari semua rangkaian kegiatan  kajian - kajian kemudian dari bahasa ilmiah ditransfer kedalam bahasa yang sederhana dan mudah di cerna dan dipahami oleh setiap kalangan nah itu gaweannya tim Pubed dengan cara menerapkan sistem Edukasi dan Intertaiment atau disingkat Edutaiment kalo salah boleh dikritik kok. kegiatannya TOM, CSS, TOT Guru, dan Pameran Siaga bencana. Nah kalo mini commpress adalah penutup rangkaian kegiatannya yaitu TOT Masyarakat, TOT Aparat, FGD dan Simulasi. disetiap daerah memiliki kekhasan tersendiri, saya akan mencoba memaparkan sedikit pengalaman saya selaku mantan koordinator Simulasi dan Evakuasi, tim saya berjumlah 4 orang yang terdiri dari saya, Bilay, Mbak Nia, dan Titik. Anggota Tim simulasi ini memiliki keahlian yang berbeda seperti Bilay yang nama originlnya DWI YULIANTO adalah pakar Outdoor yang siap tempur dimana saja berada, hobby utamanya adalah panjat dinding, naik gunung dan bilayer makanya dijuluki Bilay, kemudian Mbak nia yang nama lengkapnya KURNIA HAKIM seorang Petualang/traveling, ahli susur gua, dan trauma healing dengan teori Emotional Freedom Tehnik senior kita yang satu ini mempunyai banyak keahlian hobi Menulis, cerpen dan puisi ya sesuai dengan backgroundnya Ilmu Komunikasi, kemudian TITIK KUSUMAWATI seorang Ahli Analis Kimia  hobi utamanya tersenyum dan tertawanya yang khas dan yang terakhir saya  NOVI HARDIANTO dengan background Biologi, hobi menghibur dengan cerita-cerita lucu yang sedikit berbau kedewasaan hehehe, keahlian saya….. temen-temen aja deh yang nilai ntar dibilang narsis lagi. Ga nyangka juga ternyata simulasi ini emang orang-orang yang gokil n siap tempur dimana aja, emang hebat Pak Fidel N Mbak Irin kalo memposisikan orang dalam Tim. Tim Simulasi bisa ada sebagian yang bilang tim yang paling santai tapi ada juga tim juga yang bilang tim paling ribed, berat, sibuk, Kami sebagai tim simulasi hanya mencoba berbuat/melakukan yang terbaik dan sebisa kita sesuai denga TUPOKSI (tugas pokok dan fungsinya), saya sangat salut dan bangga mempunyai tim yang sangat solid seperti ini walaupun dalam setiap meeting perencanaan kita sering adu debat dan sampai adu jotos tapi kita dilapangan selalu satu Misi satu Visi.Tim simulasi tidak akan berjalan kalo tim yang lain tidak bergerak, jadi intinya kita semua tim Commpres  adalah satu layaknya sebuah BUS, ada yang jadi Supir sebagai pengendali, ada yang jadi Bemper, Ban, kenek, penumpang, satu komponen tidak ada maka akan terhambat pergerakan BIS tersebut, Betul tidak!!! Kata AA Gym.

Seperti contoh setiap selesai melakukan CSS tim simulasi harus mempersiapkan simulasi kelas, simulasi disini adalah latihan bagaimana para siswa dapat menyelamatkan diri dari kelas, ngumpet dibawah meja sampai keluar kelapangan sekolah saat terjadi gempa. dalam latihan ini terlihat bahwa sekolah perlu atau tidak  adanya Protap sekolah maka rangkainya berikutnya adalah TOT Guru dimana hasil yang diharapkan keluarnya Protap sekolah nah itu tugasnya Bang Juri untuk menggiringnya dan tim simulasi mengujikan protap tersebut dalam bentuk simulasi sekolah, dalam simulasi ini di uji siapa berbuat apa dan melihat apakah 4 komponen kesiapsiagaan berperan semua adapun komponen tersebut : Kelompok Peringatan Dini-Kelompok Pertolongan Pertama-Kelompok Evakuasi-Kelompok Tenda Tungku Lumbung dan biasanya sebelum latihan penyelamatan diri sekolah kita adakan dulu TTS (Table Top Simulation) uji kelas siapa berbuat apa dan bermain Peran dari Kepala sekolah, Guru, sampai siswa.

Rangkaian kegiatan berikutnya adalah TOT masyarakat sasaran peserta kegiatan ini adalah para aparat kecamatan, RW dan RT serta tokoh masyarakat, tokoh agama,tokoh pemuda sampai ibu-ibu PKK dan karang taruna. di kegiatan ini tim simulasi sudah mulai bekerja ekstra berat karena kita akan mencari daerah mana yang siap dijadikan tempat unuk latihan penyelamatan terpadu dan apakah komponen kesiapsiagan tingkat desa sudah bisa berjalan? yang pasti peserta TOT masyarakat dibekali pengetahuan tentang bencana, komponen kesiapsiagaan, keterampilan P3B (pertolongan pertama pada Bencana) dari PMI trus Keterampilan Evakuasi dari SAR dn PMI sampai ke Manajemen Shelter (manajemen tempat pengungsian). Rangkaian  berikutnya adalah TOT Aparat hasil dari TOT Guru, TOT masyarakat disajikan di TOT Aparat untuk sama membuat peta evakuasi, rambu-rambuevakuasi, skenario latihan sampai pengeluaran kapasitas masing-masing instansi. Hari yang paling mendebarkan adalah Proses latihan Penyelematan diri terpadu, disini semua pihak dan unsur bermain sesuai dengan peranan masing-masing LIPI hanya sebagai Pemantau Proses latihan. Di Kota  Maumere NTT LPDT ini benar-benar seperti dalam keadaan  nyata semua unsur melakukan latihan serius serkitar 1000 orang terlibat karena mereka pernah mengalami tsunami tahun 1992 dengan korban sekitar  2000an. di Anyer terlihat sedikit tidak serius, walaupun peserta yang mengikuti sekitar 2000 orang. Dari daerah yang satu kedaerah yang lain TIM Simulasi mencoba dan terus melakukan evaluasi dan perbaikan kearah yang lebih baik, seperti yang kita lakukan di Cilacap dalam latihan Penyelamatan Diri Terpadu tidak hanya berlari sampai ketitik aman tapi ada proses latihan lagi di Camp Pengungsian mulai dari klasifikasi korban sampai pembagian logistik  disini peserta yang terlibat dari 2 RW sekitar 4500 orang. Simulasi atau LPTD Nasional dilaksanakan di Kota Bengkulu dengan peserta yang terlibat sekitar 10.000 orang ini adalah simulasi akbar kedua setelah dilakukan di padang tahun 2006. Dalam hal LPDT ini Point pentingnya adalah bagaimana masyarakat, sekolah mampu melakukan kesiapsiagan swadaya semampunya  dan aparat setempat bisa membuat protap daerah dengan pembagian peran siapa  berbuat apa. kegiatan seperti ini harus sering dilakuakn dari pihak daerah itu sendiri yang dikomandoi oleh kesbanglinmas atau Satrkorlak.

         Banyak sekali pelajaran yang saya dapat dari setiap rangkaian kegiatan di Commpress, walaupun di setiap kegiatan punya banyak kekurangan dan kelebihan tapi LIPI mencoba berbuat untuk bangsa ini untuk mengurangi resiko kematian pada saat terjadi bencana gempa khususnya. karena kita sadar Negara kita rawan bencana dan kita sama sekali tidak tau kapan bencana akan datang.

 

 Pembelajaran apa Yang didapat saja di Commpres

 1. Indonesia rawan bencana Ayo Kita Siaga

 2. Kalo Kita Mengerti Kita Gak Takut Lagi

 3. Kita harus menjadi Motovator - Inovator - Provokator - Eksekutor

 4. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh

 5. Disetiap diri manusia punya potensi yang luar biasa

 6. Kita Pasti bisa!!!!

 

Pembelajaran yang sangat luar biasa yang saya dapat di sini mulai bagaimana menjadi seorang fasilitator sampai bagaimana menjadi seorang eksekutor dalam mengatasi berbagai persoalan tim, saya merasa masih banyak sekali ilmu yang perlu saya kaji lagi dan saya merasa masih sedikit sekali ilmu saya peroleh disini, saya enjoy sekali kerja sama rekan - rekan yang selalu mendukung, dan mau ngajarin  saya. kemudian saya ingat lagi  pesan moral  buku Who Move My Cheese lagi saya harus bereksplorasi lagi di tempat lain guna mengembangkan diri saya.

 AYO KITA SIAGA !!!!!

Demikianlah sekelumit catatan dari seseorang yang haus Ilmu, dan ingin terus belajar dan belajar dimanapun kapanpun dan oleh siapa saja, semoga menambah rasa kangen kita semua  untuk selalu bersilahturahmi, berekspresi dan berbuat sesuatu untuk bangsa ini. Yang benar datang dari Allah SWT dan yang salah dari saya sendiri, mohon maaf kalo ada kesalahan, Satu kata terakhir dari saya :

 “ Datang Dan Pergi Untuk Sebuah Cita-cita”

 

Thanks Special buat Pak Yan, Pak Hery, Mbak Irin, Pak Fidel, Pak Haryadi, Bu Deni, Mbak Dwi, Pak Yogo, Pak Heryal, Om Aci, Pak Adrin, Pak eko, Bu Yeti, Pak Misdi dan semua para peneliti di LIPI yang berkecimpung di Commpres yang saya tidak bisa  sebutkan satu persatu, terimakasih atas kesempatan yang berharga  diberikan kepada saya untuk bergabung di “Tim Pelangi” kata Pak Hery bilang,  mohon maaf kalo selama dalam bekerja dengan saya ada perbuatan dan perkataan yang kurang .dan yang terpenting terima kasih atas ILMU dan Pengalaman yang berharga  diberikan kepada saya dan akan saya sebarkan ilmu itu dimana pun saya berada.

 

Terimakasih buat Tim SIMULASI (Bilay, Mbak Nia, Titik) atas semangat dan dedikasinya untuk bangsa Ini, Tim Pubed (Akoz, Ari, Berdi, Nunu, Iril,  liza, Nita)

Tim Mini commpres lainya (Citra, BJ, Lilis, Triono, Cecen, Mbak Diah, Ariel, Aan, Tiyo, Coco), Tim MIKC (Diah, Irma, Alan, kinky, sena, alus, Arnes, kican wahyu, susi, Rio) dan semua rekan yang membantu dilapangan Bang Joni, Bang Pice (PMI Bengulu), Bang Benru, Mercy (SAR Manado) dan semua nya, kalian adalah putra putri pilihan yang terbaik.

 

                                                                                 NH/2007/hardianto_novi@yahoo.com/081514051885

Tidak ada komentar: