Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Selasa, 29 Desember 2009

Sirsak sang Pembunuh Kanker


Soursop, buah dari pohon Graviola adalah pembunuh alami sel kanker yang ajaib dengan 10.000 kali lebih kuat dari pada terapi kemo. Tapi kenapa kita tidak tahu ?

Karena salah satu perusahaan Dunia merahasiakan penemuan riset
mengenai hal ini se-rapat2nya, mereka ingin agar dana riset yang
dikeluarkan sangat besar, selama bertahun-tahun, dapat kembali lebih
dulu plus keuntungan berlimpah dengan cara membuat pohon Graviola
Sintetis sebagai bahan baku obat dan obatnya djual kepasar Dunia.

Memprihatinkan, beberapa orang meninggal sia2, mengenaskan, karena
keganasan kanker, sedangkan perusahaan raksasa, pembuat obat dengan
omzet milyaran dollar menutup rapat2 rahasia keajaiban pohon
Graviola ini.

Pohonnya rendah, di Brazil dinamai Graviola, di Spanyol Guanabana, bahasa Inggrisnya Soursop. Di Indonesia, ya buah Sirsak.Buahnya agak besar, kulitnya berduri lunak, daging buah
berwarna putih, rasanya manis2 kecut/asam, dimakan dengan cara
membuka kulitnya atau dibuat jus.

Khasiat dari buah sirsak ini memberikan effek anti tumor/kanker yang
sangat kuat,dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis
kanker.Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi
sebagai anti bakteri,anti jamur(fungi) ,effektive melawan berbagai
jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi,
stress, dan menormalkan kembali sistim syaraf yang kurang baik.

Salah satu contoh betapa pentingnya keberadaan Health Sciences
Institute bagi orang2 Amerika adalah Institute ini membuka tabir
rahasia buah ajaib ini. Fakta yang mencengangkan adalah: Jauh
dipedalaman hutan Amazon, tumbuh pohon ajaib, yang akan
merubah cara berpikir anda, dokter anda, dan dunia mengenai proses
penyembuhan kanker dan harapan untuk bertahan hidup. T idak ada
yang bisa menjanjikan lebih dari hal ini, untuk masa2 yang akan
datang.

Riset membuktikan pohon ajaib dan buahnya ini bisa :

Menyerang sel kanker dengan aman dan effektive secara alami,
TANPA rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang
terjadi pada terapi kemo.

Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi
yang mematikan.

Pasien merasakan lebih kuat, lebih sehat selama proses
perawatan / penyembuhan.

Energi meningkat dan penampilan phisik membaik.

Sumber berita sangat mengejutkan ini berasal dari salah satu pabrik
obat terbesar di Amerika.Buah Graviola di-test di lebih dari 20
Laboratorium, sejak tahun 1970-an sampai beberapa tahun
berikutnya.Hasil Test dari ekstrak (sari) buah ini adalah :

Secara effektive memilih target dan membunuh sel jahat dari
12 type kanker yang berbeda, diantaranya kanker : Usus Besar, Payu
Dara, Prostat, Paru2, dan Pankreas.

Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat
pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan Adriamycin dan Terapi
Kemo yang biasa digunakan!

T idak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selective
hanya memburu dan membunuh sel2 jahat dan TIDAK membahayakan/
membunuh sel2 sehat!

Riset telah dilakukan secara ekstensive pada pohon ajaib
ini,selama bertahun-tahun tapi kenapa kita tidak tahu apa-apa
mengenai hal ini? Jawabnya adalah : Begitu mudah kesehatan kita, kehidupan kita, dikendalikan oleh yang memiliki uang dan kekuasaan!

Salah satu perusahaan obat terbesar di Amerika dengan omzet
milyaran dollar melakukan riset luar biasa pada pohon Graviola yang
tumbuh dihutan Amazon ini.Ternyata beberapa bagian dari pohon ini :
kulit kayu,akar, daun, daging buah dan bijinya, selama berabad-abad
menjadi obat bagi suku Indian di Amerika Selatan untuk
menyembuhkan : sakit jantung, asma, masalah liver (hati) dan
rematik. Dengan bukti2 ilmiah yang minim, perusahaan mengucurkan
Dana dan Sumber Daya Manusia yang sangat besar guna melakukan riset
dan aneka test. Hasilnya sangat mencengangkan. Graviola secara
ilmiah terbukti sebagai mesin pembunuh sel kanker!

Tapi kisah Graviola hampir berakhir disini.Kenapa?

Dibawah Undang2 Federal, sumber bahan alami untuk obat DILARANG /
TIDAK BISA dipatentkan.

Perusahaan menghadapi masalah besar, berusaha sekuat tenaga dengan
biaya sangat besar untuk membuat sinthesa/kloning dari Graviola ini
agar bisa dipatentkan sehingga dana yang dikeluarkan untuk Riset dan
Aneka Test bisa kembali, dan bahkan meraup keuntungan besar.Tapi
usaha ini tidak berhasil. Graviola t id ak bisa di-kloning.Perusaha
an gigit jari setelah mengeluarkan dana milyaran dollar untuk Riset
dan Aneka Test.

Ketika mimpi untuk mendapatkan keuntungan besar ber-angsur2 memudar,
kegiatan riset dan test juga berhenti. Lebih parah lagi, perusahaan
menutup proyek ini dan memutuskan untuk TIDAK mempublikasikan hasil
riset ini.

Beruntunglah, ada salah seorang Ilmuwan dari Team Riset tidak tega
melihat kekejaman ini terjadi.Dengan mengorbankan karirnya, dia
menghubungi sebuah perusahaan yang biasa mengumpulkan bahan-bahan alami
dari hutan Amazon untuk pembuatan obat.

Ketika para pakar riset dari Health Sciences Institute mendengar
berita keajaiban Graviola, mereka mulai melakukan riset. Hasilnya
sangat mengejutkan. Graviola terbukti sebagai pohon pembunuh sel
kanker yang effektive.
The National Cancer Institute mulai melakukan riset ilmiah yang
pertama pada tahun 1976. Hasilnya membuktikan bahwa daun dan batang
kayu Graviola mampu menyerang dan menghancurkan sel2 jahat kanker.
Sayangnya hasil ini hanya untuk keperluan intern dan tidak dipublikasikan.

Sejak 1976, Graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yang
luar biasa pada uji coba yang dilakukan oleh 20 Laboratorium
Independence yang berbeda.
Suatu studi yang dipublikasikan oleh the Journal of Natural
Products menyatakan bahwa studi yang dilakukan oleh Catholic
University di Korea Selatan, menyebutkan bahwa salah satu unsur
kimia yang terkandung d id alam Graviola,mampu memilih, membedakan
dan membunuh sel kanker Usus Besar dengan 10.000 kali lebih kuat
dibandingkan dengan Adriamycin dan Terapi Kemo!

Penemuan yang paling mencolok dari study Catholic University ini
adalah: Graviola bisa menyeleksi memillih dan membunuh hanya sel
jahat kanker, sedangkan sel yang sehat t id ak tersentuh/terganggu .
Graviola tidak seperti terapi kemo yang tidak bisa membedakan
sel kanker dan sel sehat, maka sel2 reproduksi (seperti lambung dan
rambut) dibunuh habis oleh Terapi Kemo, sehingga timbul efek
negative: rasa mual dan rambut rontok.

Sebuah studi di Purdue University membuktikan bahwa daun Graviola
mampu membunuh sel kanker secara effektive, terutama sel kanker:
Prostat, Pankreas, dan Paru-paru.

Setelah selama kurang lebih 7 tahun tiak ada berita mengenai
Graviola, akhirnya berita keajaiban ini pecah juga, melalui
informasi dari Lembaga-lembaga tersebut diatas.

Pasokan terbatas ekstrak Graviola yang di budi dayakan dan dipanen
oleh orang2 pribumi Brazil , kini bisa diperoleh di Amerika.

Kisah lengkap tentang Graviola, dimana memperolehnya, dan bagaimana
cara memanfaatkannya, dapat dijumpai dalam Beyond Chemotherapy: New
Cancer Killers, Safe as Mother milk, sebagai free special bonus
terbitan Health Sciences Institute.

Sekarang anda tahu manfaat buah sirsak yang luar biasa ini. Rasanya
manis-manis kecut menyegarkan. Buah alami 100% tanpa efek samping


http://www.herbalitas.com/buah-sirsak-pembunuh-kanker/#more-17

Rabu, 11 November 2009

KONTES INOVATOR MUDA 4

Teliti Terumbu Karang, Siswa Kupang Juara Kontes Inovator Muda
Margaretha L. Bunga Naen, Maria P Bunga Naen dan Gabriel J.P Ghewa, Juara I Kontes Inovator Muda 4 LIPI
    SABTU, 7 NOVEMBER 2009 | 20:29 WIB

    JAKARTA, KOMPAS.com - Pemanasan Global yang terjadi belakangan ini semakin mengkhawatirkan. Namun apakah pemanasan global juga mempengaruhi ekosistem yang ada di bawah air? 

    Berangkat pertanyaan itulah tiga tiga siswa dari SMA Negeri I Kupang Margaretha L. Bunga Naen, Maria P Bunga Naen dan Gabriel J.P Ghewa melakukan penelitian terhadap Pengaruh Efek Rumah Kaca Terhadap Aktivitas Fotosintesis Makroalga pada Sistem Eksosistem Terumbu Karang. 

    "Penelitian ini ingin mencari jawaban apa efek rumah kaca juga berpengaruh pada ekosistem terumbu karang," ucap Maria L Bunga Naen, mewakili teman-temannya, di Jakarta, Sabtu (7/11). 

    Dalam penelitiannya, Margaretha dan teman-temannya menggunakan metode eksperimen. Penelitian tersebut dilakukan di Pantai Teluk, Kupang, mulai 15-20 Juli 2009 lalu. 

    Alat yang mereka gunakan sangat sederhana, yaitu gelas ukur, baskom, termometer, neraca Ohaus dan kotak plastik. Setelah alat-alat lengkap, mereka menyiapkan Makroalga. Makroalga dimasukkan dalan gelas ukur yang telah diisi air laut, lalu letakan di tempat yang terkena sinar matahari. 

    "Lalu dilakukan pencatatan suhu pada pukul 07.00, 13.00 dan 18.00. Setelah melakukan analisa data dengan menggunaka hukum perbandingan volume," kata dia. 

    Dari eksperimen tersebut didapat bahwa kenaikan suhu udara mengganggu kehidupan terumbu karang. Kenaikan suhu udara juaga cenderung menyebabkan peningkatan pemanasan global. 

    "Semakin tinggi suhu udara harian maka aktivitas fotosintesis makrolaga pada ekosistem terumbu karang semakin berkurang. Volume gas CO2 yang diserap dan volume O2 yang dihasilkan kecil," ujar Margaretha, 

    Hal tersebut, lanjutnya,  harus diminimalisir dengan mencintai lingkungan. 
    Caranya adalah dengan bakti lingkungan dan menanam pohon. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, mengurangi penggunaan plastik dan mengurangi penggunaan sampah plastik. 

    Raih Penghargaan 
    Penelitian yang dilakukan tiga Siswa asal Kupang itu tidak sia-sia. Mereka mendapat penghargaan sebagai juara pertama Kontes Inovator Muda IV yang diselenggarakan Lembaga Penelitaian Indonesia (LIPI). 

    Ketiganya mengalahkan 167 peserta lain dari seluruh Indonesia dan berhak atas hadiah uang tunai sebesar Rp12.000.000.  Adapun, pemenang kedua pada Kontes Inovator Muda adalah siswa SMA Negeri Depansar yang meraih nilai 336 poin disusul pemenang ketiga  siswa SMA 11 Makasar dengan raihan 317,5 poin.


    RDI

    Editor: acandra 
    http://www.kompas.com/read/xml/2009/11/07/20293848/teliti.terumbu.karang.siswa.kupang.juara.kontes.inovator.muda