Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Selasa, 02 Desember 2008

KELAPA SAWIT MENGANCAM KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA

SIARAN PERS

Untuk disiarkan pada Senin 17 November 2008 jam 09.00 WIB. 



KELAPA SAWIT MENGANCAM KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA


Pangkalan Data IUCN (www.iucnredlist.org) menyebutkan bahwa setidaknya 236 species tumbuhan dan 51 species binatang liar yang berada di Kalimantan  sedang meningkat trend keterancamannya. Penyebab utamanya adalah pembabatan hutan untuk perluasan perkebunan kelapa sawit. Saat ini Indonesia memiliki daftar terpanjang di dunia mengenai species yang terancam, yakni 1170 species. Ini tidak termasuk species yang belum sempat diberi nama namun sudah telanjur punah. 


“Jika pemerintah tidak segara menghentikan kebijakan babat hutannya untuk perluasan perkebunan kelapa sawit, maka Indonesia bisa benar - benar kehilangan banyak potensi keanekaragaman hayati yang mestinya bisa lebih banyak menguntungkan bangsa Indonesia dalam jangka panjang, ethnobotani misalnya,” kata Novi Hardianto, Habitat Program Manager dari Centre for Orangutan Protection. 


Hutan desa Tumbang Koling di Kalimantan Tengah adalah contoh baik bagaimana keanekaragaman hayati hutan tersebut dapat menghidupi dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. Hutan desa Tumbang Koling juga merupakan contoh yang gamblang bagaimana perusahaan kelapa sawit memang merupakan ancaman utama bagi keanekaragaman hayati di Kalimantan saat ini. Selama 12 bulan terakhir, Centre for Orangutan Protection membantu masyarakat mempertahankan hutannya dari ekspansi perusahaan kelapa sawit  PT. Nabatindo Karya Utama. 


“Sikap masa bodoh PT. Nabatindo Karya Utama dan buruknya kapasitas moral aparat Pemda Kalteng telah menempatkan hutan desa Tumbang Koling beserta seluruh keanekaragaman hayatinya dalam bahaya. Survey kami menunjukkan bahwa hutan desa Tumbang Koling memiliki setidaknya 34 jenis burung dan 11 jenis mamalia yang mana sebagian besar masuk dalam RED LIST IUCN,” kata Novi Hardianto. 


Luas hutan desa Tumbang Koling yang tersisa kini diperkirakan hanya 4000 hektar dan dalam kondisi terfragmentasi dengan kawasan hutan lain. Satwa liar yang terjebak di dalamnya menghadapi resiko beratnya persaingan memperebutkan pakan dan resiko  lebih mudah diburu. Ini adalah kondisi umum kantong - kantong habitat terakhir satwa liar di Kalimantan. Pada dasarnya sudah sangat terlambat untuk menyelamatkan mereka namun jika Pemerintah berani bertindak sekarang,  maka Indonesia masih memiliki kesempatan. 



Informasi lebih lanjut harap menghubungi: 

Novi Hardianto, COP Habitat Program Manager di 0819817911

Sadewa, COP Habitat Program Assistant di 081334107925

Hardi Baktiantoro, COP CEO di 08183338911






Tidak ada komentar: